Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, menyimpan kekayaan wisata bahari yang besar namun belum sepenuhnya tergarap. Pemerintah daerah kini mengambil langkah proaktif dengan memetakan dan mengembangkan potensi pulau-pulau kecil yang tersebar di wilayahnya, sebagai bagian dari strategi meningkatkan daya tarik pariwisata.
Dengan total 126 pulau yang dimiliki, Lombok Barat merupakan kabupaten dengan jumlah pulau terbanyak di NTB. Namun demikian, selama ini kawasan tersebut kurang mendapat sorotan dibandingkan kawasan utara Lombok yang lebih dikenal lewat trio Gili: Trawangan, Meno, dan Air.
Bupati Lombok Barat, Lalu Ahmad Zaini, menyampaikan bahwa pemerintah daerah tengah menyiapkan konsep pengembangan kawasan wisata yang lebih inklusif dan merata, terutama untuk wilayah-wilayah seperti Kecamatan Sekotong yang selama ini relatif belum terekspos secara maksimal.
Bangko-Bangko, Gerbang Laut Menuju Bali
Salah satu titik fokus pengembangan adalah Desa Bangko-Bangko di Kecamatan Sekotong. Lokasinya yang strategis, berada di ujung barat Pulau Lombok dan dekat dengan Nusa Penida di Bali, menjadi nilai lebih yang bisa dimanfaatkan sebagai jalur wisata laut antarprovinsi. Bupati Zaini menjelaskan bahwa konektivitas ini sangat potensial untuk memperkuat arus wisatawan dari dan menuju Bali melalui jalur laut.
Selain potensi konektivitas, Bangko-Bangko juga dikenal memiliki keindahan alam bawah laut dan pantai yang masih alami, serta ombak yang ideal untuk olahraga selancar. Hal ini menjadikan desa tersebut sebagai kandidat kuat untuk dikembangkan menjadi destinasi minat khusus, terutama untuk wisatawan pencinta alam dan petualangan.
Promosi dan Akses Masih Jadi Tantangan
Meskipun potensi wisata di pulau-pulau kecil ini sangat besar, tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya promosi dan terbatasnya infrastruktur pendukung. Banyak dari pulau-pulau tersebut belum memiliki akses transportasi memadai, serta minim fasilitas bagi wisatawan seperti penginapan, warung makan, atau pusat informasi.
Bupati Zaini, yang juga akrab disapa LAZ, menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha pariwisata, serta masyarakat setempat dalam mewujudkan kawasan wisata yang berkelanjutan. “Kami ingin agar warga lokal bisa menjadi bagian dari pengembangan ini, bukan sekadar penonton,” ujarnya.
Langkah awal yang dilakukan pemerintah adalah pemetaan potensi, yang akan dilanjutkan dengan penyusunan rencana pengembangan berbasis data dan analisis pasar. Tujuannya adalah memastikan setiap kawasan yang dikembangkan memang memiliki daya saing dan nilai ekonomi jangka panjang.
Menuju Pemerataan Pariwisata NTB
Inisiatif Lombok Barat ini juga sejalan dengan upaya pemerintah provinsi untuk mewujudkan pemerataan destinasi wisata di seluruh NTB. Jika selama ini wisatawan lebih banyak mengenal kawasan tengah dan utara Lombok, maka kini giliran wilayah barat dan selatan yang mulai ditampilkan sebagai alternatif berlibur yang tak kalah menarik.
Diharapkan dengan pengembangan wisata pulau-pulau kecil ini, masyarakat lokal bisa menikmati manfaat ekonomi secara langsung, mulai dari peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, hingga munculnya peluang usaha baru di sektor jasa dan kuliner.